Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Pelatihan Pembuatan Media Mitigasi Berbasis Cerita Anak

Silangkitang, Tarutung. Peristiwa gempa bumi pada 1 Oktober 2022 silam mengingatkan kita bahwa Kabupaten Tapanuli Utara adalah salah satu wilayah rentan bencana gempa bumi. Tentunya peristiwa gempa memiliki dampak baik fisik maupun psikologis. Kepedulian terhadap anak-anak, khususnya anak usia dini  sebagai penerimautama dampak psikologis, penting menjadi perhatian bagi perguruan tinggi khususnya yang berada di Tapanuli Utara. Institut Agama Kristen Negeri Tarutung merupakan salah satu perguruan tinggi yang sangat cepat memberikan respon terhadap dampak peristiwa gempa ini melalui kegiatan Trauma Healing Shalom. Beberapa kegiatan Tim Trauma Healing Shalom telah diberitakan melalui website IAKN Tarutung.

Upaya IAKN dalam mengurangi dampak psikologis yang negatif akibat bencana gempa bumi kepada anak-anak juga diwujudkan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) dengan tema “Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Tanggap Bencana Bagi Guru PAUD Se-Kecamatan Sipoholon”. Ide memilih guru PAUD (pendidikan anak usia dini) sebagai sasaran IAKN Tarutung karena guru PAUD merupakan profil penting yang dekat dengan anak-anak. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 7 Maret 2023, di Aula Mini Kampus IAKN Tarutung. Kegiatan ini diselenggarakan oleh mahasiswa semester VI Program Studi Manajemen Pendidikan Kristen IAKN Tarutung Semester VI. Kegiatan PkM ini merupakan luaran dari mata kuliah Praktek Manajemen Pendidikan dan Pelatihan.

Koordinator Wilayah Pendidikan Kecamatan Sipoholon, Mico Regina Manalu, Bunda PAUD Kecamatan Sipoholon, Mariance Ronald Situmorang, dan Ketua HIMPAUDI Se-Kecamatan Sipoholon, Sartika Situmeang, S. Pd.K memberikan kata sambutan dalam kegiatan ini. Kegiatan ini juga sekaligus penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara HIMPAUDI dengan Program Studi Pendidikan Kristen Anak Usia Dini.

Peserta yang hadir dalam kegiatan ini tidak hanya guru-guru PAUD se-Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara, tetapi juga mahasiswa IAKN Tarutung dari Prodi Pastoral Konseling. Pembicara dalam kegiatan pelatihan ini adalah May Rauli Simamora, M. A, dosen Program Studi Pastoral Konseling. Ia adalah lulusan Training of Trainers Psychology First Aid & Trauma Healing Bencana Tahap Dasar yang dilaksanakan oleh Posko Diakonia Bersama Gempa Tapanuli Raya Care to Change bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan Bencana GBKP, UEM dan Sekber UEM di Nommensen Christian Center (NCC) Seminarium Sipoholon.

“Guru PAUD, selain sebagai pendidik, sesungguhnya juga sebagai pendamping/konselor dan fasilitator atau pembimbing. Story telling dan role play sangat cocok digunakan sebagai metode pendampingan baik individu maupun kelompok,” ujar May. Ia menambahkan cerita anak merupakan media yang sangat sesuai bagi anak untuk membangun aspek spiritualitas, kognitif, afektif, dan motorik anak.

Secara spiritualitas, pendampingan yang dilakukan oleh guru PAUD kepada anak-anak yang mereka bimbing mampu menemukan makna peristiwa gempa. “Anak-anak sampai paada pemahaman bahwa gempa bumi bukanlah hukuman Tuhan, melainkan peristiwa alam,” ujar May. Ditambahkan May, pendampingan yang dilakukan mampu membuat anak bersyukur kepada Tuhan karena selamat dari peristiwa gempa. Secara kognitif, anak-anak mengetahui bahwa gempa bumi terjadi karena ada aktivitas sesar Sumatera pada segmen renun. Perkembangan aspek afektif membuat anak mampu mengenali rasa takut dan cemas yang dirasakan melalui cerita mereka masing-masing. Secara motorik membuat anak mampu mengantisipasi kejadian gempa yang sewaktu-waktu dapat terjadi dengan memperagakan gerakan pada lagu mitigasi.

Praktek pembuatan media mitigasi dilakukan dengan membagi anak menjadi empat kelompok. Masing-masing kelompok membuat media yang bahan-bahannya (seperti tanah dan pasir, pohon artificial, miniatur) sudah disediakan oleh panitia. Setelah pembuatan media selesai, masing-masing kelompok memberikan tanggapan bagaimana proses pembuatan sampai selesainya. Umumnya, tanggapan mereka adalah pemahaman betapa pentingnya kerjasama, kreativitas dan perasaan yang muncul selama membuat media. Mereka menikmati proses pembuat media tersebut (May Simamora).